#30DaysWritingChallenge - Your Parents (DAY 5)

Hai, aku hampir saja lupa untuk menulis challenge ini. Pantas saja, rasanya seperti ada hal yang harus aku lakuin but i dont have any idea what it is.
 
Kita ada di dunia ini berkat orang tua kita. Kita menjadi seperti sekarang juga tak lepas dari hasil didikan orang tua. Sebuah hal yang paling aku syukuri adalah aku hidup dengan orang tua yang sangat menyayangiku. Ya aku bukanlah anak yang selalu baik, banyak sekali kenakalanku yang pasti itu cukup membuat orang tuaku kecewa. Namun, mereka masih menyayangiku.

Ayah, anak bungsu dari 4 bersaudara. Yang beruntung karena Ayah adalah anak satu-satunya yang bisa menyelesaikan pendidikan hingga S1. Hobi saat sekolah dulu adalah mengikuti perlombaan sepeda BMX dan banyak memperoleh piala yang ternyata sudah diloakkan oleh mbah putri. Ayah bisa naik sepeda di atas rel kereta api. Ini adalah salah satu hal yang ingin sekali aku saksikan tapi ayah sudah tidak bisa lagi. Semenjak bekerja di bagian IT, kedua tangannya sudah tidak terbiasa dengan stang sepeda BMX melainkan beberapa tombol di keyboard komputer. 

Ibu, anak pertama dari 4 bersaudara. Lulusan akuntansi yang sekarang katanya sudah lupa banget tapi inget sedikit-sedikit. Ibu dulu ikut latihan tari dan aku ingat sekali dulu di Surabaya ibu mempraktekkan tari menggunakan payung. Payung warna biru dengan telinga imut. Masih tersimpan jelas memori itu di otakku. Ibuku serba bisa. Banyak sekali usaha yang dilakukan tapi selalu berhenti tengah jalan. Jual kacang telur, arem-arem, susu kedelai, produksi tas, jualan pulsa, jualan donat. Banyak banget deh pokoknya. Semacam mengisi waktu luang tapi kalau udah bosen ya berhenti. Apalagi kalau sampai urusan anak-anaknya terbengkalai, bener-bener sama ayah disuruh berhenti waktu itu.

Ayah dan Ibu tinggal satu dusun, mereka hanya beda RT. Ini adalah salah satu hal yang aku syukuri dulu karena jika lebaran kita tidak ribut mau pulang ke kampung halaman siapa dulu. Aku suka ketika ayah dan ibu menceritakan bagaimana dulu mereka berpacaran. Saling mengirim surat, bahkan yang kadang surat itu bisa sampai 1 bulan untuk menunggu hingga dapat balasan. Ayah dan ibu sempat LDR, ayah kerja di Surabaya dan ibu kerja di Bogor. Nah, ini!! Katanya ayah dulu sempet datengin ibu ke Bogor dong. OMG! Kehidupan berumah tangga memang tidak selalu mulus. Namun, Alhamdulillah mereka selalu bisa menanganinya. 

Setiap orang tua memiliki gaya mendidik anak yang berbeda-beda. Ayah dan ibuku memilih untuk lebih protektif dengan melarangku pergi ke luar kota sembarangan. Satu hal yang aku tidak suka. Namun, ya, aku mencoba mengerti alasan mereka. Aku bukanlah orang yang sering mengungkapkan kata sayang kepada mereka tapi jelas, aku sayang banget! Gila aja kali ya kalo ga sayang hahahaha.

Aku yang sekarang adalah karena ayah dan ibuku. Kalau ada yang tanya, who is my role model? Jelas, ayah dan ibuku. Dari ayah, aku belajar dan tertular untuk memahami bahasa pemrograman. Aku juga belajar untuk selalu menepati janji, sekecil apapun itu. Dari ibu, aku belajar bagaimana kesabaran, kesetiaan, ramah. Tunggu, aku belajar banyak dari ayah dan ibuku. Nggak akan selesai kalau harus aku jelaskan disini. 

Tidak peduli seberapa buruk kamu, orang tua adalah orang pertama yang selalu menerimamu apa adanya. Terima kasih ya Allah, ayah dan ibuku adalah orang yang hebat dan kuat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

#30DaysWritingChallenge - Write About Happiness (DAY 9)

#30DaysWritingChallenge - A Memory (DAY 3)